Syukurlah, El Nino Tak Merambat ke Sawit Kaltim
10 Agustus 2015
Admin Website
Berita Daerah
5442
JAKARTA. Kemarau panjang akibat badai El
Nino yang mulai mengganggu stabilitas pasokan pangan di Pulau Jawa,
tampaknya belum terlalu berdampak kepada lahan pertanian di Kaltim.
Begitu pun dengan kelapa sawit.
Pun demikian, Kaltim punya pengalaman
pahit dengan gejala alam El Nino pada tahun 1999. "Dampak El Nino belum
kami rasakan. Berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa dan Sumatra," kata
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) wilayah Kaltim
Azmal Ridwan.
Tapi di sisi lain, dampak cuaca yang
paling berpengaruh justru saat bulan puasa. Siklus kemarau tepat di
bulan itu. Di tahun sebelumnya pun saat Ramadan, dia mengaku iklimnya
pasti selalu panas hampir tidak ada hujan.
Kendati demikian, dia tetap mengimbau kepada anggota Gapki lainnya untuk mewaspadai gejala cuaca ini El Nino ini.
Bukan hanya faktor cuaca yang
memengaruhi, tapi faktor seperti bibit yang ditanam terkadang prediksi
panen kita meleset. Banyak bibit kelapa sawit yang hanya tumbuh stagnan.
Entah karena apa bibit yang tumbuh tidak merata.
Setelah selesai puasa dan Lebaran,
saat isu badai El Nino mulai marak melanda Indonesia justru produksi CPO
di Kaltim meningkat. “Pascapuasa dan Lebaran trend produksi naik lagi.
Bahkan, di Kaltim pertumbuhan produksi kelapa sawit di Kaltim tahun ini
dinilai lebih bagus dibanding tahun lalu,” sebut Azmal.
Tahun ini, pertumbuhan untuk produksi
CPO meningkat dari tahun lalu, dan proyeksi pertumbuhan produksi hingga
akhir tahun ini naik 15 persen dibanding tahun lalu.
Lanjutnya, produksi CPO di Kaltim
tahun ini akan lampaui target, yakni tahun kemarin jumlah produksi CPO
sekitar 5-6 juta ton. Hal ini lebih dikarenakan adanya beberapa lahan
baru yang sudah mukai memproduksi CPO. "Lahan yang disiapkan pada tahun
2013 lalu kali ini sudah ready untuk produksi," tuturnya.
Dengan adanya lahan baru ini, prediksi
pertumbuhan 15 persen atau 7 juta ton hingga akhir tahun itu bisa saja
naik lagi hingga 8,5 juta ton.
Di sisi lain, tidak banyak perusahaan
anggota Gapki yang akan melakukan peremajaan yang berdampak pada
penurunan produksi. Diketahui luas lahan kelapa sawit di Kaltim saat ini
mencapai 1,6 juta hektare.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Pemprov Kaltim Ibrahim mengatakan hal yang sama mengenai
bagaimana dampak El Nino di Kaltim bahwa sampai saat ini dampak tersebut
belum terasa.
"Kerugian petani di Kaltim saat ini
lebih dikarenakan gagal panen dan bibit yang ada tidak bisa di panen.
Pada musim panen yang akan datang kami sudah menyiapkan bibit baru bagi
petani Kaltim. Setiap 1 hektare rencana akan kami beri sekitar 12
kilogram bibit," terangnya.
Walau begitu, dia tetap mengimbau
kepada petani yang ada di Kaltim tidak usah terlalu panik serta tetap
mewaspadai badai El Nino karena badai ini diproyeksikan hingga November
nanti. (aji/lhl/k15)
SUMBER : KALTIM POST, SABTU, 8 AGUSTUS 2015
SUMBER : KALTIM POST, SABTU, 8 AGUSTUS 2015