
JAKARTA. Produk minyak sawit Indonesia kerap dapat
kampanye hitam dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGO di dunia
internasional. Salah satunya, soal anggapan perkebunan sawit memiskinkan
petani, namun ini dibantah oleh Menteri Pertanian (Mentan) Suswono.
"Indonesia
adalah produsen terbesar minyak kelapa sawit di dunia, namun saat ini
Indonesia banyak mendapat serangan negatif dari para LSM-LSM di banyak
negara," ujar Mentan Suswono dalam sambutannya yang dibacakan Sekjen
Kementerian Pertanian Hari Priyono di acara Seminar Perkebunan Kelapa
Sawit Berkelanjutan Indonesia 2013, di Hotel Gran Melia, Selasa
(24/9/2013).
Menurut Suswono, para LSM menuding perkebunan sawit
dan minyak kelapa sawit Indonesia banyak membunuh satwa langka,
memiskinkan petani, mengeluarkan polusi udara terutama efek rumah kaca.
Suswono
menambahkan akibat kampanye negatif para LSM tersebut membuat beberapa
negara khususnya di Eropa mengurangi impor minyak sawit dari Indonesia.
"Walau
mempengaruhi Eropa untuk mengurangi impornya akibat kampanye tersebut,
tetapi China dan India yang selama ini impor terbesar sawit dari
Indonesia tidak mengurangi, karena memahami Indonesia terus memperbaiki
perkebunan sawit yang berkelanjutan," katanya.
Saat ini,
Indonesia memiliki pedoman perkebunan sawit berkelanjutan dengan
menerbitkan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Dengan
ISPO tersebut diharapkan kualitas perkebunan dan produksi Palm Oil.
Saat ini produksi minyak sawit Indonesia masih 1 juta ton, tapi ke depan
dengan produksi berkelanjutan ini produksi dapat ditingkatkan menjadi 3
juta ton," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 24 SEPTEMBER 2013