JAKARTA. Produksi biji kakao Indonesia saat ini
adalah 600.000 ton per tahun. Kapasitas produksi ini masih berada
diurutan ketiga terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.
Ditargetkan
pada tahun 2020 produksi kakao Indonesia diperkirakan mencapai 2 juta
ton pertahun. Angka produksi ini akan menempatkan Indonesia menjadi
negara produsen kakao terbesar di dunia. Secara langsung akan membawa
Indonesia sebagai negara yang memiliki industri olahan kakao yang kuat.
Hal
ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di
sela-sela acara peluncuran komoditi kakao masuk dalam bursa berjangka
di Graha Niaga, Kamis (15/12/2011)
"Indonesia dengan potensi
pasar dan potensi komoditi kakao terkemuka di dunia harus bisa
memanfaatkan keunggulan yang dimiliki demi penigkatan daya saing
indonesa di kancah global," katanya.
Ia mengatakan dalam rangka
mendukung industri pengolahan di dalam negeri, pemerintah melalui
kemenkeu telah menerbitkan PMK No 67 /2010 tentang penetapan barang
ekspor yang dikenakan bea keluar diantaranya biji kakao.
Kebijakan
ini dimaksudkan agar industri penolahan dalam negeri semakin berkembang
dan menarik investasi baru masuk di Indonesia. Adanya kebijakan
tersebut konsumsi biji kakao oleh industri dalam negeri meningkat
menjadi 180.000 ton pada 2010 dari 125.000 ton di 2009.
Sementara
itu, mengenai perdagangan biji kakao di bursa berjangka bertujuan untuk
pembentukan harga (price discovery). Selain itu, perdagangan tersebut
dimaksudkan untuk memberikan fasilitas lindung nilai (hedging) kepada
pelaku usaha industri kakao dan coklat nasional.
"Perdagangan
kontak berjangka kakao di bursa berjangka Jakarta diharapkan dapat
lebih menggairahkan sektor pertanian/perkebunan kakao beserta industri
kakao dan coklat sehingga membawa multiplier effect untuk meningkatkan
penerimaan devisa negara," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, KAMIS, 15 DESEMBER 2011