Petani Karet Anggap Kiamat
12 Agustus 2014
Admin Website
Berita Daerah
5097
SENDAWAR. Belum ada tanda-tanda kenaikan harga
karet menjadi keresahan ribuan petani karet di Kutai Barat (Kubar).
Pasalnya, harga karet sejak Desember 2013 lalu Rp 8 ribu -Rp 10 ribu per
kg, sejak Januari 2014 sampai sekarang terus merosot. Dari Rp 6 ribu
dan sejak Maret turun jadi Rp 5 ribu hingga Agustus ini.
"Bagaimana tidak resah. Kalau harga karet Rp 5 ribu per kg sudah
beberapa bulan tidak naik. Yang memusingkan lagi kalau harga karet ke
depan malah semakin turun. Jika demikian, kiamat bagi petani karet di
Kubar," kata Yohanes, petani karet Kecamatan Barong Tongkok, kepada
media ini, Minggu (10/8). Hal senada diakui Tono, petani karet Kecamatan
Sekolaq Darat.
Kondisi seperti ini, diharapkan pemerintah bisa mengambil sikap.
Karena jika harga karet tidak akan naik sudah pasti bisa merugikan
petani. Sementara harga kebutuhan pokok di pasar terus merangkak naik.
Jelas tidak sebanding antara pendapatan dari hasil menjual karet dengan
kebutuhan pokok sehari-harinya.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pembeli Getah Karet Petani Kubar Rinatang
tidak bisa berbuat banyak terhadap merosotnya harga karet. Sementara
para pembeli karet hanya bisa menetapkan harga menyesuaikan dengan harga
pabrik di Mojokerto dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Alasan pabrik
merosotnya harga akibat dari menurunnya harga pasar dunia.
Untuk mengatasi hal ini, dia menganjurkan kepada petani untuk menunggu
harga getah karet kembali normal antara Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu per
kg.
Dia sendiri mengaku, dengan anjloknya harga karet mengurangi penjualan
ke pabrik. Kini hanya menjual ke pabrik 80 ton seminggu, yang dapat
dibeli dari petani. Jika harga normal hingga mencapai 200 ton per
minggu.(ton/lhl/k15)
SUMBER : KALTIM POST, SENIN, 11 AGUSTUS 2014
SUMBER : KALTIM POST, SENIN, 11 AGUSTUS 2014