(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Petani Karet Anggap Kiamat

12 Agustus 2014 Admin Website Berita Daerah 6013
Petani Karet Anggap Kiamat
SENDAWAR. Belum ada tanda-tanda kenaikan harga karet menjadi keresahan ribuan petani karet di Kutai Barat (Kubar). Pasalnya, harga karet sejak Desember 2013 lalu Rp 8 ribu -Rp 10 ribu per kg, sejak Januari 2014 sampai sekarang terus merosot. Dari Rp 6 ribu dan sejak Maret turun jadi Rp 5 ribu hingga Agustus ini.
 
"Bagaimana tidak resah. Kalau harga karet Rp 5 ribu per kg sudah beberapa bulan tidak naik. Yang memusingkan lagi kalau harga karet ke depan malah semakin turun. Jika demikian, kiamat bagi petani karet di Kubar," kata Yohanes, petani karet Kecamatan Barong Tongkok, kepada media ini, Minggu (10/8). Hal senada diakui Tono, petani karet Kecamatan Sekolaq Darat.
 
Kondisi seperti ini, diharapkan pemerintah bisa mengambil sikap. Karena jika harga karet tidak akan naik sudah pasti bisa merugikan petani. Sementara harga kebutuhan pokok di pasar terus merangkak naik. Jelas tidak sebanding antara pendapatan dari hasil menjual karet dengan kebutuhan pokok sehari-harinya.
 
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pembeli Getah Karet Petani Kubar Rinatang tidak bisa berbuat banyak terhadap merosotnya harga karet. Sementara para pembeli karet hanya bisa menetapkan harga menyesuaikan dengan harga pabrik di Mojokerto dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Alasan pabrik merosotnya harga akibat dari menurunnya harga pasar dunia.
 
Untuk mengatasi hal ini, dia menganjurkan kepada petani untuk menunggu harga getah karet kembali normal antara Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu per kg.

Dia sendiri mengaku, dengan anjloknya harga karet mengurangi penjualan ke pabrik. Kini hanya menjual ke pabrik 80 ton seminggu, yang dapat dibeli dari petani. Jika harga normal hingga mencapai 200 ton per minggu.(ton/lhl/k15)

SUMBER : KALTIM POST, SENIN, 11 AGUSTUS 2014

Artikel Terkait