
JAKARTA. Turunnya harga komoditas mineral dan batubara (Minerba) di tingkat
global berimbas kepada perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim). Sejumlah
sektor alternatif ditawarkan sebagai penggerak roda ekonomi baru di bumi
etam.
Hal itu terungkap saat dalam Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional dan Program Prioritas Kalimantan Timur yang dipimpin
langsung Presiden Jokowi di Kantor Presiden. "Saya ingin kita
memanfaatkan kondisi ini sebagai momentum untuk melakukan langkah
pengembangan sektor-sektor unggulan alternatif di luar sektor
pertambangan, mulai dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan maupun
sektor industri pengolahan," kata Presiden Jokowi dalam sambutan
pengantarnya.
Sebagai provinsi yang pertumbuhan ekonominya lebih banyak digerakkan
oleh sektor pertambangan, penurunan harga komoditas di tingkat global
membawa dampak yang signifikan bagi perekonomian di Provinsi Kalimantan
Timur.
Oleh karena itu, Presiden menyarankan perlunya pengembangan
sektor-sektor unggulan alternatif diluar sektor pertambangan antara lain
sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan sektor industri
pengolahan. "Pengembangan sektor-sektor ini, saya harapkan dapat
memberikan nilai tambah serta menyerap banyak tenaga kerja di Kalimantan
Timur," ujar Presiden.
Selain itu, Presiden juga mengatakan bahwa seiring dengan mulai
beroperasinya pabrik baru CPO (Crude Palm Oil), pembangunan kilang
minyak Bontang, serta perbaikan kilang minyak dari Pertamina, diharapkan
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden juga menyinggung masalah
infrastruktur yang diyakininya dapat menumbuhkan perekonomian ke arah
positif dan lebih cepat lagi.
"Infrastruktur pendukung harus dibenahi. Baik infrastruktur
transportasi, seperti Jalon Tol Balikpapan-Samarinda, Jalan Trans
Kalimantan, pembangunan jalur kereta api, pembangunan bandara dan
penyiapan pelabuhan serta galangan kapal," terang Presiden.
Lebih lanjut, Presiden juga menekankan pentingnya infrastruktur
penunjang untuk pengembangan kawasan-kawasan industri pengolahan seperti
Kawasan Ekonomi Khusus Maloy yang nantinya akan difokuskan untuk
industri pengolahan kelapa sawit. (T2)
SUMBER : INFO SAWIT, SELASA, 14 MARET 2017