.JPG)
SAMARINDA. Hadirnya perkebunan kelapa sawit di puluhan kecamatan
Kaltim diakui telah memberikan efek ganda bagi masyarakat sekitarnya.
Kecamatan-kecamatan yang dulunya sepi, setelah hadirnya perkebunan
kelapa sawit bisa tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan ekonomi
kecamatan-kecamatan itu juga mengalami pergerakan sangat positif.
Demikian dikatakan Gubernur Kaltim, Dr. H. Awang Faroek Ishak saat
membuka Rapat Kerja Musyawarah Cabang Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
Indonesia (GAPKI) Kaltim 2013 di Pendopo Lamin Etam, Rabu malam (22/5).
"Contoh di Kabupaten Kutai Timur yang terdapat puluhan perusahan kelapa
sawit, pertumbuhan di kecamatan-kecamatan itu sangat pesat. Bahkan
telah hadir Bank Pembangunan Daerah karena perputaran uang mencapai Rp2
miliar perkecamatan per bulannya," ujarnya.
Pemrov Kaltim, sangat menyadari bahwa penopang ekonomi saat ini yaitu
minyak dan gas serta batu bara akan menurun produksinya bahkan habis
suatu masa nanti. Sehingga dirinya mempersiapkan sektor pertanian dalam
arti luas, khususnya perkebunan untuk menjadi sektor yang akan
menggantikan potensi ekonomi Kaltim tersebut.
Banyaknya ijin yang telah terbit di kabupaten/kota namun tidak ada
aktivitas mendorong pihak Pemprov Kaltim memberlakukan moratorium
terhadap ijin-ijin baru bagi sektor perkebunan dan pertambangan. Alasan
moratorium karena terdapat 1,4 juta hektare (ha) lokasi perkebunan yang
belum tergarap, padahal ijin telah dikantongi.
Ditegaskan, dirinya telah memiliki data sementara perusahaan mana
saja yang aktif beroperasi, ataupun yang tidak memiliki aktifitas kerja
sedikitpun. Gubernur, menegaskan bahwa terdapat 38 perusahaan perkebunan
yang tidak melakukan aktifitas apapun di lahan yang telah memiliki
ijin.
"Perusahan-perusahan yang tidak melakukan kegiatan di lahan yang telah
memiliki ijin inilah yang akan kita evaluasi dan diaudit. Apa saja
masalahnya dan lain-lain. Jika dinyatakan bersalah bisa saja kita beri
sanksi," ujarnya.
Sementara itu, Sekjen GAPKI Pusat, Joko Supriyono mengatakan jumlah
cabang GAPKI Se-Indonesia baru berjumlah sepuluh cabang. Cabang Kaltim,
ujarnya menjadi salah satu cabang terbesar di Indonesia. Sedangkan
provinsi-provinsi lain yang baru mengembangkan perkebunan kelapa sawit
belum menjadi anggota.
"Produksi kelapa sawit Indonesia mampu menyumbangkan devisa sebesar 20
juta miliar US Dolar setiap tahunnya. Belum lagi, sektor perkebunan
kelapa sawit ini mampu menimbulkan efek ganda bagi masyarakat di sekitar
perkebunan," ujarnya. (yul/hmsprov).
SUMBER ; HUMAS SETDA PROV. KALTIM