JAKARTA. Turunnya harga patokan ekspor (HPE) dan bea keluar (BK) minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tidak membawa optimistis pada perbaikan ekspor sawit Indonesia.
"(Penurunan) itu kan otomatis saja, karena harganya di Desember
turun, maka di Januari pajak ekspornya turun. Kami sudah memperkirakan
sebelumnya. Ini implikasi saja," ujar Direktur Eksekutif Gabungan
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhlil Hasan ketika
dihubungi, Kamis (27/12).
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi mengatakan penetapan HPE CPO
mengalami penurunan dari US$754 menjadi US$709. Sehingga bea keluar
untuk Januari 2012 turun dari 9% menjadi 7,5%.
Penurunan bea keluar ini, kata Fadhlil, tidak akan banyak
mengangkat ekspor CPO Indonesia, karena masih kalah saing dengan
Malaysia yang menetapkan bea keluar CPO nol persen. "Kalau dulu melihat
pajak ekspor turun mungkin orang berbondong-bondong mengekspor. Kalau
sekarang kan permintaan sedang lesu, stok sedang banyak. Tidak banyak
berpengaruh terhadap ekspor kita nanti," keluhnya.
Jika ingin memperbaiki kinerja ekspor CPO Indonesia, kata dia,
pemerintah harus menetapkan bea keluar yang sama dengan Malaysia. Dengan
demikian CPO Indonesia dapat berkompetisi dengan produk Malaysia.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, KAMIS, 27 DESEMBER 2012