(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Kopi, Kakao, dan Karet Bakal Masuk Bursa Berjangka

10 Januari 2011 Admin Website Artikel 3205

Jakarta - Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX), bakal mengembangkan komoditi Kopi, Kakao, dan Karet sebagai instrumen perdagangan saham berjangka di 2011. Ketiga produk ini akan menambah dua komoditi sebelumnya yang telah diperdagangkan secara berjangka, Oilen (produk turunan CPO) dan Emas.

Demikian disampaikan  Direktur JFX, M. Bihar Sakti Wibowo, di kantornya, City Tower, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (10/1/2011).

"Dalam tiga bulan ke depan Kopi, Kakau, dan Karet masuk Bursa (Berjangka)," paparnya.

Ia menambahkan, ketiga komoditi ini akan melengkapi oilen dan emas yang sudah lama diperdagangkan di bursa komoditi berjangka. Diharapkan semakin banyaknya komoditi yang berperdagangkan di bursa, menjadikan JFX pusat kegiatan lindung nilai (hedging) dan pembentukkan harga (price discovery).

Selama ini industri komoditi, dalam menentukan harga dan hedging masih mengacu pada bursa berjangka luar negeri. Sebut saja Intercontinental Commodity Exchange di Inggris. Maka dari itu, butuh dukungan dari berbagai pihak tentang pentingnya peran Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).

"Dukungan pelaku usaha nasioanal yang selama ini terbiasa melakukan transaksi di bursa-bursa berjangka luar negeri, sangat penting. Rasa nasionalisme perlu dibangun dan sehingga mereka secara bertahap beralih bertransaksi di bursa berjangka dalam negeri. Penting pula dukungan pemerintah dalam bentuk finansial maupun politik," jelas JFX dalam rilisnya.

Namun untuk mewujudkan fungsi pembentukkan harga dan lindung nilai, Bihar menegaskan, tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya masih butuh banyak pendekatan, sosialisasi kepada pelaku usaha, pialang saham komoditi berjangka, ataupun nasabah.

"2011 masih belum. Paling cepat 2012. Saat ini relatif belum menjadi pembentukkan harga," ucap Bihar.

Peluncuran kontrak komoditi Kopi dan Kakao juga ditunjukkan dari para asosiasi, seperti Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) dan Asosiasi Kakao Indonesia (ASKINDO).

Penambahan kontrak komoditi menjadi salah satu cara peningkatan transaksi multilateral, yang hingga kini hanya menyumbang 1% dari total transaksi di 2010, 5.416.878 lot, atau setara dengan 15.949 lot

"Program lain untuk mendukung peningkatan likuiditas transaksi multilateral, JFX memfasilitasi peran para Market Maker oleh anggota bursa dan Liquidity Provider yang dilakukan oleh nasabah dengan penyediaan fasilitas insentif tertentu dalam jangka waktu 2 tahun sejak kontrak multilateral tersebut diluncurkan," tuturnya.

 

DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SENIN, 10 JANUARI 2011

Artikel Terkait