Kopi Harus Ikuti Standar Internasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah membaiknya pasar kopi
internasional, kementerian perdagangan berharap kualitas kopi dalam
negeri dapat bersaing dengan dunia internasional. Kualitas tinggi sesuai
dengan standar internasional pun harus tetap dijadikan patokan guna
bersaing di pasar global.
“Kopi kita harus kualitas tinggi sesuai
dengan kebutuhan pasar internasional,” papar Wakil Menteri Perdagangan
Mahendra Siregar pada pembukaan Rapat Umum Anggota AEKI – VIII yang
diselenggarakan di Jakarta.
Harapannya, Asosiasi Eksportir Kopi
Indonesi (AEKI) cepat beradaptasi terhadap perubahan global dan
nasional, dalam arti mampu mengantisipasi tuntutan jaman.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia
(AEKI), Drs. Rachim Kartabrata, mengatakan nilai ekspor kopi pada
periode tahun 2009/2010 meningkat tiga persen dibandingkan tahun
2008/2009.
Menurutnya, itu dikarenakan harga kopi sudah mulai
meningkat akibat faktor fundamental dan non fundamental pada fund
manager di dunia.
Dilanjutkannya, bahwa volume ekspor kopi
Indonesia menurun dari tahun sebelumnya, yaitu 400.000 ton pada 2010
menjadi 350.000 ton akibat cuaca ekstrem dan musim penghujan. Karena
itu, imbuhnya, hasil produksi kopi di daerah menurun, namun nilai ekspor
kopi meningkat.
“Volume ekspor kopi merosot karena minimnya
hasil produksi dari daerah. Kopi akan panen jika masuk musim kemarau dan
tidak sering terkena hujan, namun pada tahun ini cuaca tidak mendukung,
sehingga volume kopi menurun,”ungkapnya.
Dimintanya, pemerintah
khususnya Departemen Pertanian meningkatkan produksi kopi di
daerah-daerah. Hal ini bertujuan kopi di Indonesia tidak kekurangan stok
sehingga harga stabil.
Menurutnya, pelaku usaha kopidi tanah air
harus membangun bisnis berkelanjutan, menciptakan produk berkualitas
tinggi sesuai kebutuhan pasar internasional.
Sebagaimana
diketahui, bahwa harga kopi dunia kini mengalami lonjakan 40 persen. Dan
ini ikut mendorong nilai ekspor kopi Indonesia naik. Pada periode
2009/2010, nilai ekspor kopi Indonesia tercatat capai US$ 795,5 juta
dengan volume 350 ribu ton atau meningkat sekitar 3 persen dari tahun
sebelumnya, senilai US$ 772 juta dengan volume 401 ribu ton.
Kemudian,
keseluruhan volume ekpor kopi periode 2009/2010 mencakup, kopi biji
Robusta 280 ribu ton, kopi biji Arabika 56 ribu ton, dan produk kopi
gabungan 14 ribu ton.
Sedangkan nilai ekspor periode 2009/2010
mencakup, kopi biji Robusta mencapai US$ 504,4 juta, kopi biji Arabika
US$ 224,1 juta, dan produk kopi gabungan US$ 61 juta.
DIKUTIP DARI KOMPAS, KAMIS, 16 DESEMBER 2010