SAMARINDA - Sesuai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI), produksi Crude Palm Oil (CPO/minyak kelapa
sawit) Kalimantan Timur akan berperan untuk mewujudkan Indonesia sebagai
produsen CPO terbesar di dunia.
"Dalam MP3EI telah diprediksi pada 2025, Indonesia mampu memproduksi
lebih dari 20 juta ton pertahun. Sehingga kondisi ini akan menjadikan
negara kita sebagai produsen terbesar di dunia dan Kaltim tentu akan
ikut berperan dengan program sejuta hektare sawit," kata Kepala Badan
Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, HM Yadi Sabianoor.
Menurut dia, dalam MP3EI dengan penetapan enam Koridor Ekonomi (KE)
yakni Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua-Kepulauan
Maluku serta Kalimantan dengan enam kegiatan ekonomi nasional, yakni
minyak dan gas, perkayuan (hutan tanaman industri/HTI), besi baja,
bauksit, batu bara dan kelapa sawit.
Kondisi ini lanjutnya, tentu membuka peluang dan kesempatan investasi di
daerah guna mendukung terwujudnya sejuta hektare sawit di Kaltim.
Secara keseluruhan di Kalimantan telah diprediksi mampu terbangun
sekitar empat hingga lima juta hektare.
Dimasukkannya kegiatan perkebunan khususnya kelapa sawit dalam program
MP3EI sebagai pendukung pembangunan koridor ekonomi nasional karena
subsektor ini sebagai unggulan sumber daya alam yang belum dimanfaatkan
secara optimal.
Melalui program tersebut akan mampu meningkatkan peranan ekonomi daerah
bagi peningkatan ekonomi nasional dengan kegiatan perkebunan. Walaupun,
pada dasarnya subsektor perkebunan di Kalimantan Timur terdapat berbagai
komoditi unggulan.
"Secara umum hasil perkebunan di Kalimantan terlebih Kaltim didominasi
produksi kelapa sawit dengan kontribusi mencapai 80 persen. Kondisi ini
jauh lebih besar dibanding hasil produksi perkebunan karet dan kelapa.
Bahkan luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 53 persen dari total
luas areal perkebunan Kalimantan," jelasnya.
Selain itu, pembangunan di subsektor perkebunan ini akan cepat
terealisasi dengan terbangunnya kawasan industri dan pelabuhan
internasional (KIPI) Maloy Kabupaten Kutai Timur sebagai outlet produk
sawit dan produksi hilir.
"Pemerintah pusat melalui MP3EI telah memberikan alokasi kegiatan untuk
pengembangan dan pembangunan KIPI Maloy di Kutai Timur dengan nilai
investasi mencapai Rp4,8 triliun yang dilaksanakan pembangunan sejak
2011 hingga 2013. Bahkan akan dibangun seluruh fasilitas dan sarana
serta prasaran infrastruktur pendukungnya, sehingga mampu menjadikan
Kaltim sebagai daerah penghasil CPO dan produk hilirnya di Indonesia,"
ujar Yadi Sabianoor.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM