Kaltim Sosialisasikan Hasil Penelitian Tentang Gula Aren
SAMARINDA. Pemprov Kaltim melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim akan mensosialisasikan hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa pakar profesional yang tergabung dalam tim peneliti Pemprov Kaltim. Salah satunya penelitian tentang pengembangan gula aren menjadi gula semut.
Sosialisasi ini dilakukan sesuai arahan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak agar pengembangan hasil penelitian para pakar Kaltim dapat dimanfaatkan dan diaflikasikan masyarakat.
"Bagaimana proses teknologinya, ini akan kami sosialisasikan kepada masyarakat, sehingga produksi dari gula aren yang biasa dilakukan secara manual dapat menjadi gula semut dan manfaatnya dapat dirasakan petani aren di Kaltim," kata Kepala Balitbangda Kaltim, Hj Halda Arsyad, di Kantor Balitbangda Kaltim Samarinda, Rabu (16/1).
Halda melanjutkan, hasil penelitian ini hendaknya didukung Pemerintah Kabupaten dan Kota. Karena, penelitian ini berhubungan dengan tingkat produktivitas air aren yang berada di kabupaten dan kota.
Pemprov Kaltim, hanya bertindak sebagai pengarah terkait pengunaan untuk alat dan teknologi yang akan digunakan petani aren. Bahkan, apabila produksi air aren terus meningkat, diharapkan gula aren yang akan dijadikan gula semut dapat dipasarkan pada sejumlah hotel di kabupaten dan kota dengan kemasan yang lebih baik dan menarik.
"Jika sosialisasi ini dapat direspon baik dengan dukungan Pemerintah Kabupaten dan Kota, kegiatan ini akan menjadi usaha yang bermanfaat bagi masyarakat. Selanjutnya produk tersebut akan kami tawarkan kepada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Kaltim agar dapat dipasarkan lebih luas," harapnya.
Sementara itu, Kasubbid Teknologi SDA Balitbangda Kaltim Sri Widowati Asra mengatakan, pengembangan potensi gula aren patut dilakukan. Karena, tanaman aren di Kaltim tidak kalah banyak dengan daerah luar Kaltim.
Hanya, saat ini pengembangannya masih tradisional. Misal, masih banyak petani yang mengelola dan memproduksi gula aren dengan panci besar di atas tungku dengan api yang menggunakan kayu kering. Bahkan jika melihat dari segi mutu produksinya tidak menjamin bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi.
Selain itu, selama ini pengelolaan dan produksi gula aren juga diproses cukup lama, sehingga energi yang digunakan petani terkuras. Bahkan, apabila dijual hasilnya juga sangat murah.
"Inilah yang memacu Pemprov Kaltim melalui Balitbangda Kaltim
mendorong pengelolaan gula aren dilakukan dengan mengenalkan teknologi
tepat guna," jelasnya.
Ada satu alat yang akan dikenalkan
kepada petani aren yang terjamin kebersihannya, lebih efisien dan dari
segi harga jual produksi jauh lebih tinggi dari produksi gula yang
dicetak tradisional. Alat itu berbentuk mirip mesin mixer pengaduk
adonan kue. (jay/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM