Harga di Pasaran Dunia Pun Turun
24 Maret 2011
Admin Website
Artikel
4491
SENDAWAR - Para petani karet di Kubar yang mengeluh
harga jualnya terus merosot, kini bisa punya harapan baru. Pasalnya, PT
Davco, pabrik pengolahan getah karet pertama berdiri di Kaltim
memastikan awal April 2011 mulai membeli karet petani.
“Kalau harga belinya, dia (PT Davco, Red) akan mengikuti harga pasar dunia. Tapi ada kecenderungan naik. Sekarang harganya Rp 7 ribu per kg,” kata Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Perikanan dan Peternakan (Disbuntanakan) Kubar Achmad Sofyan kepada harian ini. Ia ditanya solusi pemerintah terhadap keluhan petani karet yang kembali merosot harganya, Rabu (23/3) kemarin.
Menurut Achmad, harga jual karet akan membaik akibat selisih harga. Yakni tidak ada biaya transportasi ke pabrik lagi ke luar daerah seperti ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, atau Jawa Timur. Namun harga karet juga dipengaruhi permintaan, penawaran, dan cadangan dari pabrik di pasar dunia.
Dia menyebutkan, pabrik karet Davco di Kampung Mencimai, Kecamatan Barong Tongkok mampu mengolah karet 60 ton per hari. Jumlah ini sangat besar. Panen petani sebulan mencapai 2.000 sampai 2.500 ton per bulan atau 29.000 ton per tahun.
Ia mengatakan petani bisa menanyakan harga karet di luar harga Kubar atau ke pabrik sekalipun. Harganya memang masih turun. “Atau kalau tidak percaya bisa buka internet, hampir setiap hari disebutkan harga beli karet petani. Coba buka internet di malaysianrubber.com,” tegas dia.
Dia juga menyebutkan, harga karet di negara Thailand juga merosot tajam. Dari 197 baht per kg menjadi 85 baht. Harga di Filipina pun merosot.
Dia menegaskan, penyebab lainnya merosot harga karet pengaruh naiknya harga minyak dunia, gejolak perang di Timur Tengah, dan gempa serta tsunami di Jepang. “Akibatnya konsumen dunia menahan diri untuk membeli. Jadi petani harus sabar. Karena karet mengikut pasar dunia,” tegas dia.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 24 MARET 2011
“Kalau harga belinya, dia (PT Davco, Red) akan mengikuti harga pasar dunia. Tapi ada kecenderungan naik. Sekarang harganya Rp 7 ribu per kg,” kata Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Perikanan dan Peternakan (Disbuntanakan) Kubar Achmad Sofyan kepada harian ini. Ia ditanya solusi pemerintah terhadap keluhan petani karet yang kembali merosot harganya, Rabu (23/3) kemarin.
Menurut Achmad, harga jual karet akan membaik akibat selisih harga. Yakni tidak ada biaya transportasi ke pabrik lagi ke luar daerah seperti ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, atau Jawa Timur. Namun harga karet juga dipengaruhi permintaan, penawaran, dan cadangan dari pabrik di pasar dunia.
Dia menyebutkan, pabrik karet Davco di Kampung Mencimai, Kecamatan Barong Tongkok mampu mengolah karet 60 ton per hari. Jumlah ini sangat besar. Panen petani sebulan mencapai 2.000 sampai 2.500 ton per bulan atau 29.000 ton per tahun.
Ia mengatakan petani bisa menanyakan harga karet di luar harga Kubar atau ke pabrik sekalipun. Harganya memang masih turun. “Atau kalau tidak percaya bisa buka internet, hampir setiap hari disebutkan harga beli karet petani. Coba buka internet di malaysianrubber.com,” tegas dia.
Dia juga menyebutkan, harga karet di negara Thailand juga merosot tajam. Dari 197 baht per kg menjadi 85 baht. Harga di Filipina pun merosot.
Dia menegaskan, penyebab lainnya merosot harga karet pengaruh naiknya harga minyak dunia, gejolak perang di Timur Tengah, dan gempa serta tsunami di Jepang. “Akibatnya konsumen dunia menahan diri untuk membeli. Jadi petani harus sabar. Karena karet mengikut pasar dunia,” tegas dia.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 24 MARET 2011