SENDAWAR - Para petani karet di Kubar yang mengeluh
harga jualnya terus merosot, kini bisa punya harapan baru. Pasalnya, PT
Davco, pabrik pengolahan getah karet pertama berdiri di Kaltim
memastikan awal April 2011 mulai membeli karet petani.
“Kalau harga
belinya, dia (PT Davco, Red) akan mengikuti harga pasar dunia. Tapi ada
kecenderungan naik. Sekarang harganya Rp 7 ribu per kg,” kata Kepala
Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Perikanan dan Peternakan
(Disbuntanakan) Kubar Achmad Sofyan kepada harian ini. Ia ditanya
solusi pemerintah terhadap keluhan petani karet yang kembali merosot
harganya, Rabu (23/3) kemarin.
Menurut Achmad, harga jual karet akan membaik akibat selisih harga.
Yakni tidak ada biaya transportasi ke pabrik lagi ke luar daerah
seperti ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, atau Jawa Timur. Namun
harga karet juga dipengaruhi permintaan, penawaran, dan cadangan dari
pabrik di pasar dunia.
Dia menyebutkan, pabrik karet Davco di Kampung Mencimai, Kecamatan
Barong Tongkok mampu mengolah karet 60 ton per hari. Jumlah ini sangat
besar. Panen petani sebulan mencapai 2.000 sampai 2.500 ton per bulan
atau 29.000 ton per tahun.
Ia mengatakan petani bisa menanyakan harga karet di luar harga Kubar
atau ke pabrik sekalipun. Harganya memang masih turun. “Atau kalau
tidak percaya bisa buka internet, hampir setiap hari disebutkan harga
beli karet petani. Coba buka internet di malaysianrubber.com,” tegas
dia.
Dia juga menyebutkan, harga karet di negara Thailand juga merosot
tajam. Dari 197 baht per kg menjadi 85 baht. Harga di Filipina pun
merosot.
Dia menegaskan, penyebab lainnya merosot harga karet pengaruh naiknya
harga minyak dunia, gejolak perang di Timur Tengah, dan gempa serta
tsunami di Jepang. “Akibatnya konsumen dunia menahan diri untuk
membeli. Jadi petani harus sabar. Karena karet mengikut pasar dunia,”
tegas dia.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 24 MARET 2011