Jakarta -
Sektor perkebunan merupakan kontributor penerimaan devisa negara yang
dapat diandalkan. Sebanyak 12 komoditas perkebunan menjadi produk
unggulan dan ekspornya terus naik setiap tahun.
Hal tersebut
seperti yang diungkapkan oleh Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian
Gamal Nasir.
Ke-12 komoditi tersebut diantaranya adalah kelapa
sawit, karet, kakao, tebu, kopi, kapas, tembakau dan lain-lain
“Volume
dan nilai ekspor 12 komoditas unggulan perkebunan periode 2005-2010
menunjukkan kinerja yang mengesankan," papar Gamal di kantornya Ragunan,
Jakarta, Kamis (30/12/2010)
Volume ekspor 12 komoditas itu meningkat dari 16 juta ton pada 2005
menjadi 26 juta ton pada 2010. Nilai ekspor juga ikut meningkat dari US$
9 miliar pada 2005 naik menjadi US$ 22 miliar pada 2010.
Beberapa contoh komoditi yang naik produksinya adalah kakao yang naik
dari 810 ribu ton pada 2009 naik menjadi 845 ribu ton pada 2010. Selain
kakao, kelapa sawit juga naik dari 21.511 ribu ton pada 2009 menjadi
23.200 ribu ton di tahun 2010.
Selain kakao dan kelapa sawit,
komoditas yang naik angka produksinya adalah karet, tebu, kelapa, lada,
dan cengkeh. Sedangkan komoditas yang turun produksinya adalah kopi,
tembakau, teh.
Produksi karet naik dari 2.440 juta ton menjadi
2.592 ribu ton, tebu naik dari 2.624 ribu ton menjadi 2.389 ribu ton,
kelapa naik menjadi 3.266 ribu ton dari 3.258 ribu ton. Untuk komoditi
lada, naik dari 83 ribu ton pada 2009 menjadi 84 ribu ton di 2010 dan
komoditas cengkeh naik dari 82 ribu ton menjadi 83 ribu ton.
Untuk
komoditas yang turun, yaitu kopi yang turun dari 683 ribu ton menjadi
479 ribu ton di 2010, tembakau dari 177 ribu ton menjadi 107 ribu ton,
dan teh dari produksi 157 ribu ton pada 2009 menjadi 150 ribu ton pada
2010. Salah satu penyebab turunnya produksi beberapa komoditas adalah
karena iklim.
Ditambahkan juga bahwa pada 2011 nanti investasi
terbesar masih akan dipegang oleh kelapa sawit. Hal ini dikarenakan
harga minyak juga semakin naik. Mengenai kelapa sawit, ada pengembangan
lahan kelapa sawit sebesar 153 ribu ha.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, KAMIS, 30 DESEMBER 2010