Disbun Gelar Sekolah Lapang Bagi Petani Lada
SAMARINDA. Dinas Perkebunan Kalimantan Timur menggelar 16 kali pertemuan sekolah lapang bagi kelompok tani lada agar petani mampu mengendalikan hama, gangguan tanaman, dan lainnya untuk meningkatkan produktivitas lada.
"Sekolah lapang ini dikemas dalam Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Ekonomi Petani Berbasis Kawasan, sebanyak 16 kali pertemuan mulai 8 Mei hingga 28 Agustus 2023 atau selama empat bulan," Kepala Disbun Kaltim Ahmad Muzakkir di Samarinda, Selasa (08/05) kemarin.
Waktu pertemuan dilaksanakan satu minggu sekali setiap Senin, sedangkan jumlah petani peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 20 orang perwakilan kelompok tani (poktan) maupun gabungan kelompok tani (gapoktan).
Dalam Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) yang digelar di Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, ini terbagi menjadi dua kategori pelatihan, yakni pelatihan untuk petani pemula/ murni, dilanjutkan dengan pelatihan skala lanjutan.
"Kriteria yang perlu dipenuhi oleh poktan atau gapoktan sebagai peserta pelatihan adalah sebagai pemilik kebun/petani, skala usaha budidaya 0,5 hektare (ha) hingga 2 ha, kemudian lokasi untuk pelatihan memiliki kebun contoh minimal 1 ha dan dekat lokasi pelatihan," katanya.
Sebelumnya Disbun Kaltim telah menggelar SL-PHT di empat kabupaten, yakni Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, dan Berau dalam kurun 2014-2023 bagi komoditas lada dan kakao dengan jumlah peserta mencapai 265 petani.
Berdasarkan dari data statistik perkebunan tahun 2021, katanya, untuk budidaya lada di Kaltim seluas 8.247 ha, tersebar Kabupaten Kutai Kartanegara 3.533 ha, Berau 2.557 ha, Penajam Paser Utara seluas 1.356 ha, diikuti kabupaten/kota lainnya.
Dalam proses pembudidayaan tanaman perkebunan khususnya komoditi lada, lanjutnya, ada sejumlah isu isu strategis dan permasalahan, seperti mempertahankan luas lahan dan populasi tanaman.
"Kemudian kinerja kelembagaan dan manajemen usaha sebagai pelaku usaha, peningkatan mutu produksi, kualitas dan kuantitas hasil produk, termasuk pemasaran hasil produk lada. Ini semua dapat dibentuk melalui sekolah lapang," kata Muzakkir.
SUMBER : SEKRETARIAT