.JPG)
SAMARINDA. Kinerja positif terus ditunjukkan
perkebunan kelapa sawit di Kaltim. Sejak 2008 hingga 2013, luas lahan
maupun pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) dan CPO, terus
meningkat pesat.
Pada 2008, dengan luas lahan 409.564 hektare (ha), Kaltim mampu
menghasilkan 1,6 juta ton TBS atau 366.149 ton CPO. Lima tahun
berselang, atau pada 2013, dengan luas lahan dua kali lipat atau menjadi
1 juta hektare lebih, produksi TBS meningkat drastis menjadi 6,5 juta
ton, dan produksi CPO menjadi 1,4 juta ton (selengkapnya lihat
infografis).
Disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Produksi Dinas Perkebunan Kaltim
Sukardi, penambahan luas lahan perkebunan kelapa sawit sebenarnya belum
maksimal.
Penyebabnya, kata dia, karena masih maraknya aktivitas pertambangan
batu bara. Yang bagi sebagian besar kalangan dianggap lebih prospektif
secara ekonomi.
"Pertambangan juga masih giat-giatnya memproduksi. Perkebunan kelapa
sawit akan lebih mudah meningkatkan lahan maupun produksi secara
signifikan, saat aktivitas pertambangan mulai berkurang," ujarnya ketika
ditemui Kaltim Post.
Sukardi mengatakan, produksi yang tercatat saat ini masih belum
mencapai titik maksimal dari potensi di Kaltim. Peningkatan signifikan,
disebutnya baru mulai tercapai sekira dua tahun mendatang.
"Karena, sekitar 50 persen pohon sawit yang ada di Kaltim saat ini,
merupakan kelapa sawit muda yang bersifat non-produktif. Normalnya, baru
akan dipanen dua tahun mendatang," paparnya.
Ditambahkannya, meski memiliki keunggulan, produksi kelapa sawit di
Kaltim masih belum berbentuk hilirisasi produk. Sukardi mengharapkan,
peran swasta berupa investasi, dalam meningkatkan nilai jual kelapa
sawit di Kaltim.
Sekadar informasi, sampai saat ini CPO masih menjadi olahan paling
hilir dari kelapa sawit di Kaltim. Untuk menghasilkan olahan lanjutan
seperti minyak goreng ataupun sabun mandi, masih mengandalkan andil
industri di luar daerah, seperti Pulau Jawa dan luar negeri.
SUMBER : BIDANG PRODUKSI