(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Terancam Dicekal AS, RI Fokus Ekspor Sawit ke Rusia & Jerman

06 Juni 2012 Admin Website Artikel 5079
JAKARTA. Ancaman suspend ekspor produk sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ke Amerika Serikat tak membuat pemerintah khawatir. Ekspor produk CPO Indonesia bisa dialihkan ke Rusia dan Jerman.

"Kita tidak merasa khawatir lagi tentang permasalahan suspend kepala sawit yang di ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, pasalnya kalaupun jeleknya keputusan tersebut tidak memihak Indonesia, itu kembali lagi ke masing-masing pengusahanya," ujar Suswono kepada Wartawan di Kantornya, Selasa (5/6/2012).

Sampai saat ini pihak Unilever masih tetap membeli CPO dari Indonesia. Kelapa sawit merupakan komponen paling kompetitif dibandingkan minyak-minyak nabati lainnya.

"Saya tidak khawatir lagi, apalagi Amerika memutuskan kembali menunda hasil putusannya terhadap sawit Indonesia selama enam bulan kedepan terhitung mulai April. Dan saya sendiri yakin Amerika memahami penjelasan kita terkait kelapa sawit," ucapnya.

Apalagi kekhawatiran tersebut tertutupi dengan dijajakinya kerjasama ekspor ke Jerman dan Rusia. Hal ini terungkap dalam lawatan Suswono ke kedua negara tersebut.

"25 Mei lalu Kami melakukan promosi Sustainable Palm di Berlin Jerman dan Moskow, Rusia. Kegiatana tersebut dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan pangsa ekspor minyak sawit Indonesia ke Jerman dan Rusia, yang pada tahun 2011 masing-masing mencapai 266.000 ton hingga 323.000 ton. Diharapkan nantinya akan terjadi peningkatan ekspor sebesar 20% pada 2013," ungkap Suswono.

Asosiasi importir minyak sawit Rusia menaruh harapan besar terhadap peningkatan kerjasama perdagangan minyak sawit antara Indonesia dan Rusia "Ketua asosiasi tersebut menyampaikan Rusia telah menggunakan kelapa sawit sejak 1970 dalam pengolahan produk makanan dan sampai saat ini belum ditemukan efek negatif terhadap kesehatan manusia," ucap Suswono.

Pada kesempatan lawatannya tersebut Suswono juga meminta kepada kedua negara tersebut untuk antisipasi kemungkinan adanya kampanye hitam terhadap minyak sawit Indonesia di Pasar Jerman.

"Makanya kami mengusulkan adanya MoU dalam rangka penyelesaian masalah-masalah perdagangan produk-produk pertanian antara kedua negara yang diharapkan dapat ditandatangani pada saat kunjungan Kanselir Jerman ke Jakarta pada Juli mendatang," tandasnya.

DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 5 JUNI 2012

Artikel Terkait