SAMARINDA. Tanaman Aren (Arenga pinnanta Merr) memiliki fungsi ekonomi,
sosial, budaya dan konservasi merupakan salah satu tanaman perkebunan
yang menghasilkan berbagai bahan industri, bahkan semua bagian produk
tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
"Mulai dari akar untuk obat tradisional, batang dipergunakan sebagai
peralatan dan bahan bangunan, daun tanaman aren yang masih muda dapat
sebagai pembungkus maupun penganti kertas rokok, buah aren atau sering
disebut kolang kaling sebagai bahan pelengkap minuman dan makanan," kata
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Etnawati didampingi Kepala Bidang
Produksi Sukardi.
Selain itu, air nira untuk bahan pembuatan gula merah atau gula semut
serta sebagai bahan baku cuka. Ijuk dapat dipergunakan sebagai bahan
bangunan dan industri rumah tangga, sedangkan lidi dapat dipergunakan
sebagai sapu maupun sebagai tusuk sate, sementara itu buah aren dapat
menjadi bahan baku bioenergi (ethanol).
Berdasarkan data statistik terdapat luas tanaman Aren se-Kaltim mencapai
566,5 hektare dengan produksi 400.500 kilogram dengan melibatkan petani
mencapai 1.254 Kepala Keluarga khususnya yang tersebar di 13
kabupaten/kota.
Pada umumnya tanaman Aren di Kaltim tidak dibudidayakan secara baik
tetapi hanya tanaman sela atau dibiarkan tumbuh liar secara alami.
Karenanya, perlu dilakukan kegiatan pengembangan komoditi ini secara
bersama.
Jika pengembangan tanaman Aren ini tidak ada upaya atau campur tangan
manusia untuk pembudidayaan, dikhawatirkan terjadi penurunan populasi
bahkan menjadi punah, akibat kerusakan lingkungan dan penggunaan lahan
yang tidak terkendali.
Menurut dia, Pemkab Kutai Timur melalui Dinas Perkebunan setempat telah
melakukan upaya penyediaan benih Aren bermutu, guna mendukung
pengembangan budidaya Aren. Bahkan, telah diusulkan populasi Aren Genjah
dari Desa Kandilo Kabupaten Kutai Timur sebagai varietas unggul
nasional.
"Tanaman Aren Genjah Kutai Timur memiliki tipe tumbuh tegak, habitus
tunggal dan berkelompok. Sedangkan lingkungan tumbuh terdapat pada
lahan kering iklim basah dan air tanah dangkal, tinggi tanaman mencapai
0,75 meter hingga 1,60 meter," jelasnya.
Selain itu, bentuk tanaman tunggal dan mulai berproduksi pada umur lima
tahun. Produksi hasil nira/mayang rata rata 12,14 liter perhari dan
hingga saat ini belum ditemukan serangan hama dan penyakit pada populasi
Aren Genjah Kutai Timur (sesuai nama yang diberikan kepala daerah
setempat).
Dijelaskan, melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3879 Tahun
2011 telah disetujui pelepasan Populasi Aren Genjah Kutai Timur sebagai
Varietas Unggul. "Bagi masyarakat yang akan mengembangkan Aren Genjah
Kutai Timur dapat menghubungi Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur
atau Dinas Perkebunan Kaltim," ujar Etnawati.(yans/hmsprov).
SUMBER : BIDANG PRODUKSI