(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Setujui Rp 350 M, Kredit untuk Perusahaan Sawit

03 Juni 2008 Admin Website Artikel 4989
Direktur Utama BPD Kaltim Aminuddin menyebutkan, di awal 2008 ini, ada 5 perusahaan perkebunan kelapa sawit, yang kreditnya disetujui. Total dana yang disiapkan bank pelat merah ini untuk pembiayaan sektor perkebunan tersebut Rp 350 miliar. "Dana itu akan dicairkan bertahap, sesuai kebutuhan. Tidak sekaligus," ujar Aminuddin.

Lima perusahaan yang permohonan kreditnya sudah disetujui itu masing-masing PT Long Bagun Prima Sawit dengan areal 5 ribu hektare (Ha), PT Bina Karya Nuansa Sejahtera dengan areal 12 Ha, PT Keruwing Lestari seluas 7.500 Ha, PT Harapan Kaltim seluas 7.500 Ha, dan PT Anugerah Urea Sakti seluas 6 ribu Ha. Kelima perusahaan itu masing-masing berlokasi di Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara.

Saat ini, luas lahan perkebunan sawit di Kaltim 350 Ha. Jika 25 persen diperuntukkan petani plasma, maka akan ada 100 ribu kepala keluarga (KK) terserap menggarap lahan. "Kalau setiap KK dapat lahan 4 hektare, pendapatan yang bisa dihasilkan rata-rata Rp 4 juta per bulan. Itu sudah cukup untuk pengentasan kemiskinan," sebutnya.

Untuk mendukung petani plasma ini, BPD Kaltim juga siap memberikan kredit program berbasis kebunan kelapa sawit. Jika setiap KK benar-benar memiliki lahan 4 Ha, maka BPD Kaltim siap menggelontorkan pembiayaan Rp 100 juta untuk masing-masing KK. "Suku bunganya tentu berbeda, lebih rendah dibanding suku bunga kredit komersial," imbuhnya.

Jika hal ini mendapat respons positif, bank kebanggaan Kaltim ini menegaskan, siap mengalokasikan dana lebih besar hingga Rp 700 miliar, untuk membiayai pengembangan perkebunan di daerah ini.

Karena itu, pihaknya menantang pengusaha Kaltim mengembangkan sektor perkebunan, apalagi prospek bisnis di bidang ini terbuka lebar, salah satunya bisa dilihat dari harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) terus meningkat. Bahkan, hasil analisa Dinas Perkebunan Kaltim, daerah ini masih potensial berdiri 50 pabrik CPO, sedangkan yang beroperasi baru 14 pabrik.

DIKUTIP DARI RADAR TARAKAN, SENIN, 2 JUNI 2008

Artikel Terkait