Satu Juta Hektare Sawit Jadi Nyata
SAMARINDA. Kebijakan pemerintah Kaltim merupakan power
mengendalikan, mensejahterakan serta memberi rasa keadilan sosial bagi seluruh
rakyat, sesuai dengan amanah Pancasila dan UUD 1945 cukup terlihat. Salah satu
aplikasi nyata dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit yang patut diacungi
jempol karena mampu mensejahterakan rakyat.
Perkebunan kelapa sawit jadi primadona seiring manfaat positif pertumbuhan ekonomi
yang dirasakan masyarakat. Gubernur Kaltim Awang faroek Ishak yang memimpikan
Kaltim mampu melakukan upaya untuk kemandirian dan ketahanan pangan. Imbasnya
pada kesejahteraan rakyat, sebagai buah jerih payah dan kesungguhan menggapai
mimpi. Yaitu “Dreams come true” program 1 juta hektar kelapa sawit jadi kenyataan.
Bahkan waktunya lebih cepat tercapai dari yang telah diprediksi.
"Program 1 juta hektar kelapa sawit ini merupakan pekerjaan berat, bagi Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim. Akan tetapi kekompakan dan dukungan dari berbagai pihak membuatnya ringan. Keikhlasan menjalankan tugas hingga ke pelosok Kaltim, jadi tantangan yang harus kami taklukkan. Perencanaan yang telah disusun, diterapkan di lapangan dan selalu menjalankan fungsi pengawasan pengendalian lingkungan menjadi suatu keharusan," ujar Kadisbun Kaltim, Hj Etnawati, Sabtu (7/12) kemarin.
Dikatakan Hj Etnawati, dukungan dari segala sektor seperti pihak swasta dan petani perkebunan jadi penggerak dalam mewujudkan program 1 juta hektar kelapa sawit itu.
Untuk diketahui, Kaltim berada di posisi lintas khatulistiwa yang merupakan daerah tropis yang cocok ditanami tumbuhan komoditi komersial. Seperti, kelapa sawit, karet, lada, kakao (cokelat), dan kelapa, yang pada era penjajahan dulu semua komoditi komersial tersebut dikuasai oleh bangsa asing. Penguasaan komoditas perkebunan penjajah berakhir seiring dengan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 silam. Yang merupakan tanda bangkitnya semangat bangsa Indonesia untuk maju sebagai simbol peneguhan kedaulatan ekonomi dan merupakan titik awal pembangunan pertanian khususnya usaha perkebunan.
Berdasarkan dengan kenyataan tersebut pada 10 Desember diyakini sebagai titik berpijaknya perkembangan pembangunan perkebunan di Indonesia. Juga merupakan hari lahir perkebunan Indonesia. Melalui workshop yang digelar di LPP Yogyakarta 9 Desember 2009 lalu. Guna memperingati HUT ke-56 Perkebunan ini berbagai kegiatan telah dilaksanakan Disbun. Seperti jalan santai, lomba karaoke, Jumat 6 Desember lalu.
Kemudian pemberian penghargaan kepada pemenang situs web Dinas Perkebunan
Kabupaten dan Kota, kelompok Tani (perkebunan inti rakyat) PIR Swadaya Terbaik,
serta pemenang lomba karaoke dan hiburan kuda lumping Turonggo Seto oleh Kelompok
Tani Karet RT 02 Desa Makarti, Marangkayu, Kukar, Selasa (10/12) besok.
SUMBER : SEKRETARIAT