Pusat Komoditi Kakao, Hilangkan Paradigma 3T
27 Mei 2008
Admin Website
Artikel
3841
Saat ini, sudah ratusan hektare kebun kakao kembangkan oleh petani. Luas areal tanam kakao tersebut, dalam tiap tahun terus mengalami peningkatan. Camat Mentarang Marson L Langub pun mengakui, jika di tahun 2006 telah dikembangkan seluas 105 hektare kemudian 2007 juga dikembangkan sekitar 162 hektare. Itu belum, termasuk kebun kakao milik warga yang lama.
#img1# Data kebun kakao itu, baru melalui program Gerbang Dema (Gerakan Pembangunan Desa Mandiri) kecamatan dan desa. Yaitu, masing-masing memprogramkan seluas seperempat hectare bagi kepala keluarga (KK) satu tahun. Targetnya, tiap KK memiliki 2 hektare, 1 hektare dari gerbang Dema Desa kemudian 1 hektare melalui Gerbang Dema Kecamatan.
"Satu KK setahun diberikan jatah 270 pohon, program ini, bakal dilakukan 4 tahun, jadi satu KK kebagian 1100 bibit. Begitu juga, dari program Gerbang Dema Desa," terangnya.
Hal demikian diberlakukan, untuk menghilangkan kebiasaan dan paradigma ditengah masyarakat tentang sebutan 3T yaiatu, tebas atau bersih-bersih lahan, tanam bibit terus ditinggalkan. Karena, tidak ada kemampuan tenaga merawatnya.
"Tanam diprogramkan secara bertahap, tidak terlalu banyak disesuaikan kemampuan petani. Sehingga, mereka dapat merawat," tandasnya. Perkebun kakao itu tidak susah, yang penting rajin dan tekun. Selain itu, dipilihnya kakao sebagai komoditas unggulan Gerbang Dema Mentarang, karena perna menjadi komoditi idola bagi masyarakat, prospeknya kedepan juga sangat bagus. "Orang tua saya, bisa sekolahkan kami dulu juga hasil kakao," tutur Marson.
Kakao itu, usia 3 tahun bisa panen. Setahun panen bisa sampai tiga kali skala besar, untuk skala kecil tiap bulan bisa panen. Harganya cukup mahal, kakao kering Rp 9.000 perkilonya. jangka waktu (usia) juga cukup panjang hingga 30 tahun lebih, asalkan dirawat dengan baik. Jadi dapat mensejahterakan keluarga dan investasi kedepan bagi keluarga, sehingga tidak mewariskan kekurangan (kemiskinan) pada anak cuku.
Ditargetkan kedepan Mentarang Bakal dijadikan sentra kakao di Malinau. caranya perkebunan kakau akan terus dikembangkan di masyarakat. Karena itu, Marson minta petani yang telah mendapatkan jatah bibit kakao supaya ditanam. Bukan hanya itu, bila mempunyai lahan kosong yang sesuai untuk perkebunan ditanami kakao.
"Seperti, kanan-kiri jalan yang masih tumbuh kayu, kedepan diharapkan tidak ada lagi kayu, melainkan tanaman kakao,"tandasnya.
DIKUTIP DARI RADAR TARAKAN, SELASA, 27 MEI 2008