Peredaran Pupuk Palsu Ganggu Produksi Sawit
27 Juni 2014
Admin Website
Berita Daerah
4850
SAMARINDA. Produktivitas masih menjadi
tantangan utama perkebunan kelapa sawit yang dikelola masyarakat. Selain
kualitas bibit yang tak sebaik kebun perusahaan, ternyata juga diganggu
maraknya peredaran pupuk palsu di kalangan petani.
Dikatakan Kepala Bidang Usaha Dinas Perkebunan Kaltim Muhammad Yusuf, mudahnya pupuk palsu beredar di pasaran disebabkan terbatasnya pasokan. Begitu barang datang, apalagi dengan harga murah, banyak petani awam yang tertipu.
Dikatakan Kepala Bidang Usaha Dinas Perkebunan Kaltim Muhammad Yusuf, mudahnya pupuk palsu beredar di pasaran disebabkan terbatasnya pasokan. Begitu barang datang, apalagi dengan harga murah, banyak petani awam yang tertipu.
"Penjual pupuk palsu biasanya mengaku sebagai utusan dari perusahaan. Untuk mengecoh petani, mereka sering kali berujar bahwa pupuk tersebut merupakan sisa dari perusahaan sawit besar yang kelebihan stok. Padahal, barang seperti pupuk itu kan bisa disimpan dan tidak kedaluwarsa," ucapnya.
Harga yang ditawarkan untuk pupuk tersebut, disebut Yusuf memang jauh di bawah harga pasar. Jika biasanya dijual dengan harga Rp 300 ribu per karung, pupuk palsu kata dia, hanya dijual dengan harga setengahnya. "Begitu dicek di laboratorium, ternyata unsur ureanya di bawah kadar ideal," sambungnya.
Tindakan penipuan seperti ini, mereka antisipasi dengan menguatkan jaringan antara petani atau perusahaan sawit kecil, dengan produsen atau distributor resmi pupuk.
"Kami juga melakukan pengawasan langsung di beberapa distributor. Jika terbukti kadar ureanya tak normal, yang mengedarkan bisa disanksi," terang dia.
Dampak dari peredaran pupuk palsu ini, lanjut Yusuf, adalah menurunnya produktivitas lahan kelapa sawit, terutama yang dikelola masyarakat. Kondisi tersebut menyebabkan pasokan tandan buah segar (TBS) ke perusahaan pun masih belum sesuai harapan.
"Hasilnya, walaupun secara kuantitas lahannya mencukupi, produksinya kurang dari standar. Makanya, di beberapa daerah, seperti Paser, banyak perusahaan yang mengeluh kekurangan pasokan. Padahal, melihat perbandingannya, pabrik kelapa sawit di Kaltim masih kurang dari luas lahannya," papar Yusuf.
Sebelumnya diwartakan, dengan tambahan 11 pabrik baru tahun ini, 69 pabrik akan beroperasi di Kaltim. Dengan luas lahan produksi sekitar 1 juta hektare (ha) saat ini, mestinya masih ada space sekitar 30 pabrik lagi untuk bisa menyerap produksi lahan tersebut.
"Karena, angka ideal produksi kelapa sawit di satu pabrik adalah 10.000 ha, atau sekitar 20.000 ton sekali produksi. Namun, saat ini, jika dirata-rata, produksinya hanya sekitar 7.000 ha per pabrik. Produktivitas ideal hanya berlaku di kebun inti atau plasma yang dikelola perusahaan besar," ujar Yusuf. (*/umy/*/man/che/k8)
SUMBER : http://kaltimpost.co.id/berita/detail/81518-pupuk-palsu-ganggu-produksi-sawit-kaltim.html