
SAMARINDA. Nama Benua Etam di dunia
masihdianggap sebagai salah satu lokasi terbaik menanamkan modal.
Investor asing masih terus mendatangkan modalnya berduyun-duyun dari
tahun ke tahun. Hingga akhir 2015, terdapat 20 negara yang telah
berinvestasi di Kaltim. Korea Selatan (Korsel) dan Singapura merupakan
penanam modal terbesar.
Investasi yang masuk melalui Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kaltim, dari
20 negara tersebut merealisasikan sebanyak 420 proyek di berbagai
sektor. Sebagai pemodal terbesar, Korsel dan Singapura mencapai share lebih 30 persen dari total realisasi penanaman modal asing (PMA) di Kaltim.
Sementara dilihat dari jumlah proyek,
Malaysia berhasil mendaratkan investasi terbanyak kedua setelah
Singapura. Yakni, Negeri jiran membukukan 48 proyek senilai USD 148,8
juta, sementara Singapura mencatatkan 90 proyek yang totalnya senilai
USD 303,1 juta. Korsel, hanya 26 proyek, tapi nilai proyeknya
terakumulasi lebih besar seniali USD 438,4 juta.
Kepala BPMPTSP Kaltim Didi Rusdiansyah
menjelaskan, proyek-proyek yang dilaksanakan Korsel, berada pada sektor
pertambangan, melalui PT Kideco Jaya Agung yang tercatat merealisasikan
investasi di Balikpapan. Dari PT Kideco Jaya Agung terakumulasi lima
proyek, dengan serapan buruh sebanyak 610 tenaga kerja Indonesia (TKI)
dan 32 tenaga kerja asing (TKA).
Sementara itu, lanjut dia, investasi PMA
dari Singapura kebanyakan berada pada sektor perkebunan kelapa sawit.
Yakni, PT Niaga Mas Gemilang yang berinvestasi hingga USD 45,58 juta di
areal perkebunan sawit Kukar. "Selanjutnya (dari Singapura), ada PT
Teguh Swakarsa Sejahtera yang menanamkan modalnya sebesar USD 33,27 juta
untuk perkebunan kelapa sawit di Kubar," imbuhnya.
Didi menambahkan, investasi asal
Singapura yang terbesar berasal dari PT Farinda Bersaudara dengan nilai
USD 111,72 juta, pada sektor perkebunan dan industri makanan di Kubar.
Sebanyak 2.633 tenaga kerja baik Indonesia dan asing akan dilibatkan
investasi yang terbagi dalam lima proyek ini.
"Gambaran negara asal investor ini dapat
menjadi rujukan bagi Pemprov Kaltim, khususnya kami (BPMPTSP), untuk
meningkatkan promosi investasi pada negara-negara tersebut. Tapi, bukan
berarti lupa memberikan perhatian pada negara potensial lainnya. Langkah
yang tepat untuk itu adalah keterlibatan aktif dalam berbagai even
promosi di berbagai negara. Tentu saja sambil terus melakukan kajian
potensi ekonomi yang dapat ditawarkan," urai dia.
Diketahui, hingga Desember 2015,
realisasi investasi PMDN dan PMA di Kaltim mencapai angka Rp 39,38
triliun. Yaitu, terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar
Rp 9,61 triliun dan PMA sebanyak Rp 29,77 triliun. Jika dikomparasikan
dengan target realisasi investasi pada 2015, dapat menembus angka 106,12
persen.
Terpisah, Ketua Kamar Dagang dan
Industri Kaltim (Kadin) Kaltim Fauzi A Bachtar menyatakan, pihaknya
menyambut gembira antusiasme investasi di Kaltim. Hal itu terlepas dari
mana pun asal negara penanam modal tersebut. "Harapan kami, investasi
ini segera bisa terealisasi dengan kegiatan nyata, agar membangkitkan
pertumbuhan ekonomi di Kaltim," ucapnya. (mon/lhl/k18)
SUMBER : KALTIM POST, SELASA, 16 FEBRUARI 2016