Investasi Kebun Sawit Capai Rp 122 Triliun
01 Juni 2009
Admin Website
Artikel
5346
#img1# Ini belum termasuk biaya pembangunan pendukung seperti sarana dan prasarana. Misalnya, infrastruktur jalan di areal perkebunan, pabrik crude palm oil (CPO)dan sebagainya. Kepala Dinas Perkebunan Kutim Akhmadi Baharuddin menyatakan, investasi di sektor perkebunan membutuhkan biaya yang terbilang tinggi.
Nah, terus bagaimana cara sehingga pembangunan kebun kelapa sawit tetap berjalan? Akhmadi mengatakan, pihaknya tetap berusaha untuk mencarikan solusi, melalui pemanfaatan adanya kucuran kredit sawit sejahtera yang disalurkan lembaga keuangan seperti perbankan.
Direktorat Perkebunan telah mengeluarkan keputusan mengenai angka kredit untuk pembangunan kebun sawit sebesar Rp 29.630.000 per hektare untuk wilayah lima, yakni Kalimantan. Namun angka kredit tersebut dinilai terlalu kecil atau tidak cukup untuk mendanai pembangunan kebun sawit satu hektare.
"Oleh karena itu, perlu ada kesepakatan penyusuaian logis untuk diusulkan kepada direktorat perkebunan mengenai standar kredit pembangunan kebun sawit," tukasnya.
Dari hasil rapat koordinasi di Hotel Kutai Permai beberapa waktu lalu. sejumlah pihak dari tiga zona menghasilkan kalkulasi biaya per hektare kebun sawit yang bervariasi. Untuk wilayah pantai (sangkulirang, Sandaran, Karangan,dan Kaliorang) tim menyapakati biaya per hektare sebesar Rp 36.080.000.
Sedangkan untuk wilayah tengah (Bengalon, Telen) tim menyimpulkan biaya kebun sawit untuk saat ini menghabiskan Rp 38.976.000 per hektare. Sementara, untuk wilayah pedalaman lebih tinggi lagi, yakni sekitar Rp 48 juta per hektare. Kenaikan biaya pengolahan kebun sawit tersebut diakibatkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), biaya transportasi dan biaya lainnya.
Aktualisasi penetapan plafon biaya yang dikeluarkan direktorat jenderal perkebunan tidak sesuai lagi dengan biaya pengolahan di lapangan secara riil. Untuk itu, perlu ada kesepakatan standar biaya pengolahan kebun sawit per hektare yang berlaku saat ini agar sektor perkebunan kelapa sawit terus berjalan sebagaimana yang diharapkan.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 31 MEI 2009