DPRD Usulkan Tempat Pembibitan
MALINAU. Kakao dan kopidapat menjadi komoditas unggulan bagi para petani di Malinau. Selain itu, ada lagi komoditas yang dinilai anggota DPRDdapat menjadi primadona masyarakat di bidang perkebunan, yaitukaret. Hasil pengamatan dan peninjauan anggota Komisi IIDPRD,sudah banyak masyarakat yang membuka perkebunan karet.
"Pembukaan perkebunan karena ada bantuan pemerintah maupun secara mandiri," kata Ketua Komisi II Kalfinus, Rabu (28/3) lalu di ruang kerjanya, Kantor Komisi II Kantor DPRD Malinau.
Dari hasil pertemuan dengan masyarakat, terang Kalfinus, terlihat harapan besar mereka untuk terus mengembangkan komoditas perkebunan ini. “Karena memang tidak terlalu sulit dan memakan biaya besar dibandingkan bilamau membuka perkebunan sawit,” tambah Sekretaris Komisi II Djalung Lawai.
Secara ekonomis, tambahnya, karet pun cukup menjanjikan.Komisi II menyambut dan mengapresiasi baik program pemerintah melalui Dinas Perkebunan yang terus mengembangkan komoditas perkebunan ini.
Namun demikian, Kalfinus dan Djalung mengatakan, perlu ada program yang dibuat dinas terkait untuk mendukung pengembangan perkebunan ini. Salah satu yang diusulkan Komisi II adalahpembukaan tempat pembibitan khusus. Tujuannya, tegas Kalfinus, untuk menjaga dan memelihara kualitas bibit yang akan beredar.
"Selama ini masyarakat memperoleh bibit dari luar. Masalahnya apakah kualitas bibit itu sudah terjamin? Termasuk kalau bibit itu hasil pengadaan (proyek)," tegas Kalfinus.
Pernyataan kekhawatiran Komisi II ini dilatarbelakangi adanya satu-dua kasus pada komoditas lain,dimana bibit yang dibagikan tidak terjamin kualitasnya alias asal bibit. Apalagi, imbuhnya, jika bibit itudiperoleh lewat proyek pengadaan.
"Kalau punya tempat pembibitan sendiri akan lebih terjamin kualitasnya karena akan mudah dikontrol," harapnya.
Selain pembibitan, tambah Djalung Lawai, di tempat itunantinya bisa dilakukan pelatihan-pelatihan bagi para petani yang sudah membuka perkebunan dan yang akan membuka perkebunan. "Seperti pelatihan cara tanam, pemeliharaan atau cara penyadapan, karena banyak masyarakat yang belum mengerti semua," ujarnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 29 MARET 2012