Berau Dorong Industri Pengolahan Kakao
09 Maret 2014
Admin Website
Berita Daerah
5066
TANJUNG REDEB. Kakao merupakan salah satu dari lima
produk unggulan perkebunan di Kabupaten Berau, di samping kelapa sawit,
kelapa dalam, karet, dan lada. Perkembangan budi daya kakao yang
tersebar di beberapa kecamatan ini pun menjadi perhatian pemerintah agar
terus bertahan. Salah satu program yang diluncurkan pemerintah adalah
revitalisasi perkebunan kakao rakyat. Maupun program pendampingan dalam
menciptakan bibit unggul kakao.
Hasilnya pertumbuhan kakao di Bumi Batiwakkal terus mengalami kemajuan. Dari catatan Dinas Perkebunan, luas perkebunan kakao yang dikelola secara swadaya sudah mencapai lebih dari 4.000 hektare dengan produksi lebih dari 2.500 ton. Produksi perkebunan kakao ini diyakini akan terus mengalami peningkatan.
Seiring dengan telah bergulirnya program revitalisasi dan rehabilitasi atau peremajaan kebun kakao di beberapa kecamatan melalui program Gerakan Nasional (Gernas) kakao beberapa tahun lalu. Serta program pola sambung samping kakao.
Kepala Dinas Perkebunan Basri Sahrin yang ditemui media ini di ruang kerjanya, Basri Sahrin mengatakan, pendampingan terhadap petani dalam pengembangan budi daya kakao ini terus dilakukan. Salah satunya melalui program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang juga selalu mendapat dukungan dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu para petani juga telah dilatih dalam program sertifikasi jaminan mutu dari produksi kakao yang dihasilkan.
"Program ini terus kita lanjutkan agar tidak hanya kuantitas yang terus bertambah, namun kualitas biji kakao yang dihasilkan petani Berau ini juga terjaga dan tetap terbaik," jelasnya.
Namun saat ini, dikatakan Basri, hasil produksi kebun kakao masyarakat Berau baru menghasilkan biji kering yang selanjutnya dikirim ke daerah lain. Meskipun dalam pemasaran tidak terlalu sulit, karena pembeli yang datang sendiri ke sentra perkebunan kakao. Namun diharapkan hasil perkebunan tersebut tidak hanya dikirim ke luar daerah. Namun dapat diolah menjadi produk jadi di dalam daerah. Sehingga Dinas Perkebunan, dikatakannya, mendorong pembangunan industri pengolahan biji kakao, menjadi berbagai produk, seperti berbagai jenis makanan.
"Ini yang kita dorong kepada petani kakao, agar bisa menciptakan industri olahan, sehingga nilai jualnya bertambah," ungkapnya.
Dalam program ini, Dinas Perkebunan telah berkoordinasi dengan instansi teknis yang juga mendorong pertumbuhan industri. Pasalnya dalam pengembangan industri olahan tersebut tidak bisa langsung ditangani Dinas Perkebunan. Begitu juga dengan peran serta perusahaan swasta yang diharapkan dapat menjadi bapak asuh para petani dengan memberikan bantuan melalui program perusahaan.
"Ini yang terus kita koordinasikan dengan instansi teknis maupun peran perusahaan swasta, agar perkebunan rakyat kita terus bangkit," tandasnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SABTU, 8 MARET 2014