Satu Juta Ha Kelapa di Indonesia tidak Produktif
19 Mei 2011
Admin Website
Artikel
4740
MANADO--MICOM: Sekitar sejuta
hektare (ha) tanaman kelapa di Indonesia sudah tidak produktif lagi dan
harus segera diganti dengan tanaman baru.
"Dibutuhkan sekurangnya 500 ribu ha peremajaan sesegera mungkin jika ingin mempertahankan kelapa sebagai penghasil pendapatan bagi petani di Indonesia," kata Ketua Bidang Agrobisnis Dewan Kepala Indonesia M Zain Nasution, di Manado, Kamis (19/5). Zain mengatakan lahan yang tidak produktif tersebut sekitar 26 persen dari total luas perkebunan kelapa di Indonesia yang berkisar 3,8 juta hektare.
"Tanaman yang tidak produktif tersebut sebagian besar karena termakan usia, sebagian lagi merupakan tanaman baru yang belum menghasilkan. Yang perlu mendapat perhatian yakni tanaman usia tua melalui program revitalisasi," kata Zain.
Ada juga tanaman yang tidak berbuah karena ditelantarkan petani, hanya jumlahnya tidak sebanyak yang termakan usia. Karena itu, pemerintah harus mencari jalan keluar menjaga kelestarian tanaman yang ada.
"Tanaman kelapa yang produktif saat ini sekitar 2,8 juta hektare jumlah tersebut harus dijaga ataupun ditambah luasnya sehingga mampu memberi manfaat bagi petani secara keseluruhan," kata Zain.
Selain masalah luas lahan yang terus berkurang, kata Zain, ekspor kelapa dalam bentuk segar menjadi salah satu yang perlu diperhatikan dengan serius, karena mengancam industri dalam negeri.
"Bila ekspor kelapa bulat terus bertambah, berarti akan makin banyak industri pengolah kelapa di daerah ini yang tutup karena kehabisan bahan baku, karena itu perlu diseriusi lebih dalam," kata Zain.
Memang, bagi petani, kata Zain ekspor kepala biji menguntungkan, karena harga diterima lebih tinggi, tetapi dalam jangka panjang tidak menguntungkan bagi pengembangan industri kelapa dalam negeri.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, KAMIS, 19 MEI 2011
"Dibutuhkan sekurangnya 500 ribu ha peremajaan sesegera mungkin jika ingin mempertahankan kelapa sebagai penghasil pendapatan bagi petani di Indonesia," kata Ketua Bidang Agrobisnis Dewan Kepala Indonesia M Zain Nasution, di Manado, Kamis (19/5). Zain mengatakan lahan yang tidak produktif tersebut sekitar 26 persen dari total luas perkebunan kelapa di Indonesia yang berkisar 3,8 juta hektare.
"Tanaman yang tidak produktif tersebut sebagian besar karena termakan usia, sebagian lagi merupakan tanaman baru yang belum menghasilkan. Yang perlu mendapat perhatian yakni tanaman usia tua melalui program revitalisasi," kata Zain.
Ada juga tanaman yang tidak berbuah karena ditelantarkan petani, hanya jumlahnya tidak sebanyak yang termakan usia. Karena itu, pemerintah harus mencari jalan keluar menjaga kelestarian tanaman yang ada.
"Tanaman kelapa yang produktif saat ini sekitar 2,8 juta hektare jumlah tersebut harus dijaga ataupun ditambah luasnya sehingga mampu memberi manfaat bagi petani secara keseluruhan," kata Zain.
Selain masalah luas lahan yang terus berkurang, kata Zain, ekspor kelapa dalam bentuk segar menjadi salah satu yang perlu diperhatikan dengan serius, karena mengancam industri dalam negeri.
"Bila ekspor kelapa bulat terus bertambah, berarti akan makin banyak industri pengolah kelapa di daerah ini yang tutup karena kehabisan bahan baku, karena itu perlu diseriusi lebih dalam," kata Zain.
Memang, bagi petani, kata Zain ekspor kepala biji menguntungkan, karena harga diterima lebih tinggi, tetapi dalam jangka panjang tidak menguntungkan bagi pengembangan industri kelapa dalam negeri.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, KAMIS, 19 MEI 2011