Produksi CPO Nasional 2013 Diprediksi Naik 10%
18 Desember 2012
Admin Website
Artikel
3818
MEDAN. Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia tahun depan diperkirakan naik sekitar 10 persen dari tahun ini atau menjadi 28 juta ton.
"Tahun ini, produksi CPO diperkirakan hanya sekitar 25,5 juta ton, jadi kalau naik 10 persen tahun depan menjadi 28 juta - 28,5 juta ton," kata Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, di Medan, Kamis.
Menurut dia, kenaikan produksi sawit nasional memang sulit lebih tinggi lagi dari sekitar 10-an persen per tahun karena sejak beberapa tahun terakhir, pengembangan lahan perkebunan komoditas itu sangat sedikit akibat kesulitan mendapatkan lahan baru.
Selain sulit mendapatkan lahan baru, pengembangan produksi juga terhambat berbagai kebijakan pemerintah dalam dan luar negeri termasuk menyangkut moratorium sawit.
"Hanya di tahun 1990-1995, kenaikan produksi yang bisa mencapai 13 persen per tahunnya, selebihnya tidak sampai karena keterbatasan lahan untuk pengembangan sawit itu," katanya.
Sedikitnya persentase kenaikan areal dan produksi sawit nasional itu disayangkan mengingat permintaan justru diperkirakan makin banyak sejalan dengan bertambahnya kebutuhan baik akibat pertambahan penduduk hingga perkembangan industri.
Namun, kata Derom, dengan minimnya pertambahan produksi, diharapkan harga jual bisa naik kembali dan meningkat terus.
"Namun untuk tahun depan, harga jual minyak sawit perkirakan masih rendah sekitar 850 dolar AS per ton atau paling tinggi 900 dolar AS per ton. Hal itu dipicu masih terjadinya krisis global," katanya.
Tahun ini, rata-rata harga jual CPO atau minyak sawit itu bisa sekitar 1.000 dolar AS per ton, karena hingga Mei lalu, harga rata-rata sempat mencapai 1.100 dolar AS per ton.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, menyebutkan, permintaan minyak sawit dan produk turunannya ke Indonesia khususnya Sumut yang merupakan salah satu penghasil utama komoditas itu, semakin tinggi.
Permintaan yang makin meningkat itu bahkan datang dari negara penghasil seperti Malaysia dan Afrika.
"Apindo sudah meminta pemerintah memikir ulang kembali soal kesepakatan moratorium sawit dan berbagai kebijakan lainnya yang menghambat perkembangan areal dan produksi sawit nasional," katanya.
Apindo juga sudah membicarakan soal kebijakan pengenaan bea kelar (BK) CPO dan termasuk peruntukan sebagan besar dana BK itu untuk keperluan mendukung usaha perkebunan, industri dan ekspor sawit itu.
"Pasar sawit yang masih terbuka luas di tahun - tahun mendatang harus dimanfaatkan Indonesia," katanya.
DIKUTIP DARI INVESTOR DAILY, KAMIS, 13 DESEMBER 2012