Kualitas Menurun, Kopi Indonesia Dikalahkan Vietnam
15 September 2013
Admin Website
Berita Nasional
7243
YOGYAKARTA. Indonesia terkenal dengan produk kopinya.
Namun saat ini, kopi asal Indonesia kalah kualitas dan kuantitas
dibandingkan dengan Vietnam. Apa penyebabnya? Salah satunya adalah usia
pohon kopi lebih dari 15 tahun, yang sudah perlu diremajakan lagi dan
perbaikan lahan perkebunan kopi.
"Dalam hal kuantitas dan kualitas, kopi Indonesia kalah dibanding kopi dari Vietnam. Kita perlu memperbaikinya," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan dalam acara Indonesia Festival Coffee di Royal Ambarrukmo Hotel di Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta, Sabtu (14/9/2013).
Rusman mengatakan, saat ini perlu dilakukan perbaikan dan revitalisasi bibit tanaman kopi. Tanah perkebunan kopi juga harus diperbaiki namun harus mengandeng swasta. Sebab pemerintah tidak cukup dana untuk melakukan hal tersebut. Apalagi dengan perkebunan kopi milik rakyat.
Menurut Rusman, target produksi kopi 1.000 ton/tahun saat ini tidak mampu terlaksana. Produksi biji kopi kering nasional hanya berkisar 750 ton per tahun. Oleh karena itu perlu digenjot agar produksi kopi meningkat lagi. Saat ini Indonesia menempati urutan ketiga dunia sebagai produsen kopi. Pertama ditempati Brasil, kedua Vietnam, dan ketiga Indonesia.
"Mengajak swasta atau pabrik kopi itu salah satu cara untuk melakukan revitalisasi," katanya.
Rusman mengatakan, kopi Vietnam termasuk kopi pendatang baru di dunia perdagangan. Namun karena umur tanah dan tanaman yang masih di bawah 10 tahun, produksi kopi Vietnam meningkat. Sementara itu produksi kopi Indonesia yang sudah berjalan puluhan tahun belum diperbaiki kualitasnya sehingga mengalami penurunan.
Menurut Rusman, dari sisi perdagangan hasil perkebunan, ekspor produksi kopi lebih dari US$ 1 miliar. Volume ekspor kopi di 2011 sebesar 346.493 ton, dengan negara tujuan ekspor Amerika, Jepang, Eropa seperti Belanda, Inggris, Jerman, Italia, dan juga Korea Selatan. Saat ini pemerintah mendorong petani kopi untuk menanam kopi jenis Robusta. Sebab kopi Robusta mempunyai nilai jual lebih tinggi dibanding Arabica.
"Harga jual, kopi rosbusta mencapai Rp 550 ribu per ton, sedangkan kopi Arabica Rp 150 ribu per ton," katanya.
Rusman menambahkan, negara lain hanya dikenal kopi satu jenis saja, misalnya kopi dari Brasil disebut dengan kopi Brasil. Namun untuk kopi Indonesia, di pasaran internasional bukan dikenal kopi Indonesia. Kopi Indonesia lebih dikenal kopi dengan asal daerah misalnya Sumatera Arabica Gayo Coffee, Bali Kintamani Coffee, Sulawesi Toraja Coffee, Java Arabica coffee, Papua Arabica Wamena Coffee, dan lain-lain.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SABTU, 14 SEPTEMBER 2013
"Dalam hal kuantitas dan kualitas, kopi Indonesia kalah dibanding kopi dari Vietnam. Kita perlu memperbaikinya," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan dalam acara Indonesia Festival Coffee di Royal Ambarrukmo Hotel di Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta, Sabtu (14/9/2013).
Rusman mengatakan, saat ini perlu dilakukan perbaikan dan revitalisasi bibit tanaman kopi. Tanah perkebunan kopi juga harus diperbaiki namun harus mengandeng swasta. Sebab pemerintah tidak cukup dana untuk melakukan hal tersebut. Apalagi dengan perkebunan kopi milik rakyat.
Menurut Rusman, target produksi kopi 1.000 ton/tahun saat ini tidak mampu terlaksana. Produksi biji kopi kering nasional hanya berkisar 750 ton per tahun. Oleh karena itu perlu digenjot agar produksi kopi meningkat lagi. Saat ini Indonesia menempati urutan ketiga dunia sebagai produsen kopi. Pertama ditempati Brasil, kedua Vietnam, dan ketiga Indonesia.
"Mengajak swasta atau pabrik kopi itu salah satu cara untuk melakukan revitalisasi," katanya.
Rusman mengatakan, kopi Vietnam termasuk kopi pendatang baru di dunia perdagangan. Namun karena umur tanah dan tanaman yang masih di bawah 10 tahun, produksi kopi Vietnam meningkat. Sementara itu produksi kopi Indonesia yang sudah berjalan puluhan tahun belum diperbaiki kualitasnya sehingga mengalami penurunan.
Menurut Rusman, dari sisi perdagangan hasil perkebunan, ekspor produksi kopi lebih dari US$ 1 miliar. Volume ekspor kopi di 2011 sebesar 346.493 ton, dengan negara tujuan ekspor Amerika, Jepang, Eropa seperti Belanda, Inggris, Jerman, Italia, dan juga Korea Selatan. Saat ini pemerintah mendorong petani kopi untuk menanam kopi jenis Robusta. Sebab kopi Robusta mempunyai nilai jual lebih tinggi dibanding Arabica.
"Harga jual, kopi rosbusta mencapai Rp 550 ribu per ton, sedangkan kopi Arabica Rp 150 ribu per ton," katanya.
Rusman menambahkan, negara lain hanya dikenal kopi satu jenis saja, misalnya kopi dari Brasil disebut dengan kopi Brasil. Namun untuk kopi Indonesia, di pasaran internasional bukan dikenal kopi Indonesia. Kopi Indonesia lebih dikenal kopi dengan asal daerah misalnya Sumatera Arabica Gayo Coffee, Bali Kintamani Coffee, Sulawesi Toraja Coffee, Java Arabica coffee, Papua Arabica Wamena Coffee, dan lain-lain.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SABTU, 14 SEPTEMBER 2013