Keluar dari RSPO, Gapki Dapat Dukungan Asosiasi Sawit Malaysia
04 Oktober 2011
Admin Website
Artikel
6361
JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) sebagai asosiasi
resmi mengundurkan diri dari keanggotaan Roundtable on Sustainable Palm
Oil (RSPO) 29 September 2011. Langkah ini ternyata mendapat dukungan
dari Asosiasi Pemilik Perkebunan Minyak Sawit Serawak (SOPPOA) di
Malaysia.
"Malaysia MPOA (Malaysian Palm Oil Association) masih tetap (anggota RSPO), sebenarnya yang mendukung langkah kita SOPPOA mendukung kita dari Serawak," kata Sekjen Gapki Joko Supriyono kepada detikFinance, Selasa (4/9/2011)
Joko mengatakan tak tahu mengapa pihak SOPPOA mendukung langkah Gapki. Namun yang ia tahu asosiasi sawit Malaysia atau MPOA belum merespons keputusan Gapki keluar dari RSPO.
"Alasanya kita keluar dari RSPO agar lebih fokus men-support ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) supaya lebih cepat," katanya.
Ia menegaskan Gapki keluar dari RSPO sebagai asosiasi produsen sawit di Indonesia. Sementara keanggotaan RSPO para anggota Gapki yang sudah masuk RSPO masih tetap. Joko menambahkan memberikan kebebasan kepada anggota Gapki untuk tetap atau keluar dari RSPO karena itu hak anggotanya.
"Anggota Gapki yang sudah menjadi anggota RSPO, mau keluar atau tetap di RSPO silahkan saja, yang keluar Gapki sebagai asosiasi," jelasnya.
Menurutnya dengan Gapki keluar dari RSPO tak akan mengubah konstelasi forum RSPO yang saat ini sudah ada, termasuk tak mempengaruhi perdagangan sawit anggota Gapki di Eropa. Namun dari sisi Gapki, akan berdampak tak lagi mengikuti acara-acara yang digelar oleh RSPO termasuk mengikuti kesepakatan yang dilakukan RSPO.
"Ketika surat keluar itu dilayangkan, maka ketika acara roundtable di Kinabalu (Malaysia) kita nggak mengirim perwakilan, kita nggak ikut,"katanya.
Gapki menyatakan keluar dari keanggotaan RSPO pada 29 September 2011. Keputusan itu sudah melibatkan dewan pengurus dan pembina Gapki sebagai wujud komitmen mereka untuk mendukung ISPO sebagai platform industri minyak sawit berkelanjutan di Indonesia.
Anggota Gapki tetap diperbolehkan untuk tetap menjadi anggota RSPO. Gapki tetap memberikan keleluasaan serta kebebasan kepada anggotanya untuk tetap menjadi anggota RSPO.
RSPO merupakan asosiasi nirlaba yang menyatukan kepentingan tujuh sektor industri kelapa sawit. Anggota RSPO berasal dari berbagai sektor, dari produsen produk konsumen, produsen kosmetik, pengolah dan pedagang kelapa sawit, penyedia jasa keuangan, peritel, sampai dengan lembaga swadaya masyarakat.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 4 OKTOBER 2011
"Malaysia MPOA (Malaysian Palm Oil Association) masih tetap (anggota RSPO), sebenarnya yang mendukung langkah kita SOPPOA mendukung kita dari Serawak," kata Sekjen Gapki Joko Supriyono kepada detikFinance, Selasa (4/9/2011)
Joko mengatakan tak tahu mengapa pihak SOPPOA mendukung langkah Gapki. Namun yang ia tahu asosiasi sawit Malaysia atau MPOA belum merespons keputusan Gapki keluar dari RSPO.
"Alasanya kita keluar dari RSPO agar lebih fokus men-support ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) supaya lebih cepat," katanya.
Ia menegaskan Gapki keluar dari RSPO sebagai asosiasi produsen sawit di Indonesia. Sementara keanggotaan RSPO para anggota Gapki yang sudah masuk RSPO masih tetap. Joko menambahkan memberikan kebebasan kepada anggota Gapki untuk tetap atau keluar dari RSPO karena itu hak anggotanya.
"Anggota Gapki yang sudah menjadi anggota RSPO, mau keluar atau tetap di RSPO silahkan saja, yang keluar Gapki sebagai asosiasi," jelasnya.
Menurutnya dengan Gapki keluar dari RSPO tak akan mengubah konstelasi forum RSPO yang saat ini sudah ada, termasuk tak mempengaruhi perdagangan sawit anggota Gapki di Eropa. Namun dari sisi Gapki, akan berdampak tak lagi mengikuti acara-acara yang digelar oleh RSPO termasuk mengikuti kesepakatan yang dilakukan RSPO.
"Ketika surat keluar itu dilayangkan, maka ketika acara roundtable di Kinabalu (Malaysia) kita nggak mengirim perwakilan, kita nggak ikut,"katanya.
Gapki menyatakan keluar dari keanggotaan RSPO pada 29 September 2011. Keputusan itu sudah melibatkan dewan pengurus dan pembina Gapki sebagai wujud komitmen mereka untuk mendukung ISPO sebagai platform industri minyak sawit berkelanjutan di Indonesia.
Anggota Gapki tetap diperbolehkan untuk tetap menjadi anggota RSPO. Gapki tetap memberikan keleluasaan serta kebebasan kepada anggotanya untuk tetap menjadi anggota RSPO.
RSPO merupakan asosiasi nirlaba yang menyatukan kepentingan tujuh sektor industri kelapa sawit. Anggota RSPO berasal dari berbagai sektor, dari produsen produk konsumen, produsen kosmetik, pengolah dan pedagang kelapa sawit, penyedia jasa keuangan, peritel, sampai dengan lembaga swadaya masyarakat.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 4 OKTOBER 2011