Bank Dunia Tinjau Safeguard EK-JERP, Disbun Paparkan Strategi Perkebunan Berkelanjutan

SAMARINDA. Kantor Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) tampak lebih sibuk dari biasanya pada Kamis (24/04) siang.
Bukan tanpa alasan, Tim Bank Dunia hadir dalam kunjungan kerja penting untuk meninjau pelaksanaan Program Pengurangan Emisi Yurisdiksi Kalimantan Timur (EK-JERP), sebagai bagian dari penguatan laporan safeguard Forest Carbon Partnership Facility–Carbon Fund (FCPF-CF) yang tengah dalam tahap reviu oleh Regional Safeguard Advisor (RSA) Bank Dunia.
Kunjungan tersebut diwakili oleh Adji Danya Hakim dan Stanislaus Apresian selaku Konsultan Pembangunan Sosial, serta Tammya Ayu Purnomo sebagai Konsultan Manajemen Lansekap.
Mereka berdialog langsung dengan jajaran Disbun Kaltim, mengumpulkan informasi lapangan dan mendalami implementasi berbagai aspek safeguard, termasuk mekanisme umpan balik dan pengaduan masyarakat.
Tak hanya itu, pembahasan juga mengerucut pada pelaksanaan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan pengendalian kebakaran lahan serta kebun melalui Kelompok Tani Peduli Api (KTPA).
"ISPO menjadi instrumen penting dalam mendorong praktik berkelanjutan. Sertifikasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk pengakuan terhadap komitmen petani dan perusahaan dalam menjaga lingkungan dan hak-hak sosial," jelas Fauzi, Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda Bidang Perkebunan Berkelanjutan Disbun Kaltim.
Dalam forum tersebut, Disbun Kaltim juga memaparkan berbagai strategi mitigasi risiko yang disiapkan untuk mengantisipasi potensi dampak kegiatan perkebunan, khususnya di area rawan kebakaran.
“Upaya pengendalian kebakaran lahan dan kebun tak bisa bersifat reaktif. Perlu mitigasi berbasis data dan partisipasi aktif kelompok tani di lapangan,” tegas Wilma Kania Febrina, Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda Disbun Kaltim.
Turut hadir mendampingi dalam kunjungan ini adalah Nanang Hayani, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Biro Perekonomian Setda Provinsi Kaltim, bersama tim teknis dari Bidang Perkebunan Berkelanjutan dan staf Disbun Kaltim.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa transformasi menuju sistem perkebunan yang lebih adil dan berkelanjutan terus dijalankan dengan semangat gotong royong lintas sektor. (fif/disbun)
SUMBER : SEKRETARIAT